Quality Control dalam Pemasangan Bronjong
Distributor Bronjong Gabion Tegal
Kawat Bronjong adalah
susunan anyaman kawat baja/ galvanis dengan konfigurasi tertentu (berbentuk
kotak dengan lubang segi enam) yang berguna sebagai pengikat atau perkuatan
dari tumpukan batu. Sementara itu, Bronjong adalah batu-batu yang diisi ke dalam jaring berbentuk
keranjang tersebut yang terbuat dari besi yang telah digalvanisir yang
digunakan untuk menstabilkan tanah dan mencegah erosi. Keranjang dari jaring
tersebut mempunyai berbagai ukuran tapi pada
prinsipnya untuk menciptakan suatu kepadatan, fleksibel, permeable dan
membentuk suatu batuan yang besar yang
disatukan oleh sebuah jaring.
Bronjong penahan longsor biasanya banyak digunakan di area
pinggir sungai yang sering sekali tergerus oleh aliran air sungai yang kadang
deras ketika hujan lebat. Penggunaan kawat bronjong anyam ini juga bisa
diaplikasikan untuk memperkuat tanah yang mudah bergeser, stabilitas leresm
perlindungan terhadap gerusan, dan lainnya. Jika anda membutuhkannya untuk
keperluan pribadi yang menyangkut rumah yang akan anda bangun, anda bisa
menggunakan sebagai tambahan kostruksi pada pengecoran agar tanah tidak
bergeser. Belum banyak orang yang menggunakannya. Padahal, kegunaaan dari kawat
bronjong ini sudah sangat terlihat jelas, karena sudah akan mengantisipasi
hal-hal buruk yang kemungkinan akan terjadi di masa yang akan datang.
Berikut ini adalah
proses quality control atau pengecekan kualitas yang wajib dilakukan agar
bronjong dapat berhasil dipasang dan diimplementasikan. Sebelum
aktifitas dilaksanakan, pastikan
semua material, peralatan dan
alat bantu lainnya tersedia dan dalam kondoso baik serta sesuai dengan
spesifikasi. Selanjutnya, pastikan
setting out dilakuakan dengan benar dan berdasarkan suatu ketinggian yang telah
ditentukan sebeumnya. Kontrol
jaring bronjong, perletakan batuab, diameter lubang jaring, diameter kawat dan
volume untuk perencanaan pekerjaan. Ketika
aktifitas
dilaksanakan, pastikan
semua tanah dipindahkan dari
galian sampai dengan kedalaman yang tepat, semua
bongkahan dan batu-batu besar dipindahkan dari bawah tempat penggalian dan
seandianya butuh ratakan dengan material yang lebih baik. Selanjutnya, periksa dinding
penggalian dan kemiringan dinding galia 1:2 untuk mencegah terjadinya longsor. Jagalah galian agar dalam
keadaan kering sebisa mungkin. Pastikan
pengikat dilakukan dengan kawat yang telah digalvanisir d>3mm dan dengan
jumlah kawat yang cukup. Selain itu, pastikan batu dan kerikil
yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan dengan ukuran yang sesuai. Jika sudah selesai, pastikan
bronjong terkunci dengan mengikatkannya secara bersamaan dan juga pastikan dilakukan pemadatan
yang cukup di sekeliling bronjong.
Ketika bronjong
sudah selesai dipasang, perlu juga dilakukan pengecekan dan perawatan secara
berkala. Tetapi, walaupun dilakukan pengecekan, perlu juga dillkukan
pencegahan-pencegahan ketika bronjong baru diimplementasikan. Pencegahan itu
ada beberapa macam. Pastikan bronjong diisi dengan cukup,
timbunan kembali yang dibuat dipadatkan dengan baik sehingga tidak ada lagi
yang masih lembek, dan periksa
semua sambungan yang terlihat apakah sudah terikat dengan baik.
banjarnegara,banyumas,batang,blora,boyolali,brebes,cilacap,demak,gerobogan,jepara,karanganyar,kebumen,kendal,klaten,kudus ,purwodadi,rembang,tuban,magelang,pati,pekalongan,pemalang,purbalingga,purworejo,rembang,semarang,sragen,sukoharjo,tegal ,temanggung,wonogiri,wonosobo,magelang,pekalongan,salatiga,surakarta,tegal,sleman,wates,gunung kidul,purworejo,bantul
banjarnegara,banyumas,batang,blora,boyolali,brebes,cilacap,demak,gerobogan,jepara,karanganyar,kebumen,kendal,klaten,kudus ,purwodadi,rembang,tuban,magelang,pati,pekalongan,pemalang,purbalingga,purworejo,rembang,semarang,sragen,sukoharjo,tegal ,temanggung,wonogiri,wonosobo,magelang,pekalongan,salatiga,surakarta,tegal,sleman,wates,gunung kidul,purworejo,bantul